Selasa, 18 Januari 2011

PKLH

PENDIDIKKAN KEPENDUDUKKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
1. PKLH sebagai program pendidikkan
Tujuan (untuk tingkat SD, SMP, SMA/K), agar siswa memiliki sikap, kesadaran, pengetahuan dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap masalah kependudukkan dan lingkungan hidup.
2. Pendekatan dalam Mengajarkan PKLH
- Pendekatan monolitik, yaitu pendekatan yang didasarkan pada pemikiran bahwa setiap mata pelajaran merupakan komponen yang berdiri sendiri dan mempunyai tujuan tertentu dalam suatu kesatuan system.
- Pendekatan integrative, yakni pendekatan yang menyatukan atau memadukan materi PKLH ke dalam bidang study tertentu.
3. Materi PKLH yang disajikan di sekolah dipilih berdasarkan criteria tertentu, sebagai berikut:
- Masalah esensial dan actual tentang kependudukkan dan lingkungan dalam masyarakat
- Digunakan untuk mengemban kepribadian manusia Indonesia yang berwawasan kependudukkan dan lingkungan
- Mempunyai relevansi dengan perkembangan minat kebutuhan dan kemampuan personil peserta didik
- Mempunyai relevansi dengan program pendidikkan nasional yang dijabarkan pada kurikulum yang berlaku
- Berfungsi sebagai pengayaan terhadap program pendidikkan yang ada, seperti membekali peserta didik menghadapi masalah kependudukkan dan lingkungan pada masa yang akan datang.

pembinaan kesehatan lingkungan

PEMBINAAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Sehat, yakni suatu keadaan fisik, mental, social yang baik dari seseorang, bukan hanya tidak berpenyakit atau cacat.
Kesehatan lingkungan adalah salah satu aspek dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan segala macam lingkungan hidup, baik fisik, biologis, social di lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan
1. Lingkungan sebagai tempat:
- Hidup bibit penyakit
- Hidup hospes (inang) penyakit
2. Lingkungan sebagai penyebab sakit
- Kelompok fisik: suhu, cahaya, kebisingan, radiasi, dll
- Kelompok biologis
- Kelompok kimiawi: sisa pestisida, B3, insectisida, pupuk, dll
- Kelompok social: tekanan psikososial
3. Pengaruh lingkungan terhadap penyakit
- Kondisi dan sanitasi lingkungan (pencegahan timbulnya penyakit dengan memperbaiki kualitas lingkungan hidup manusia) yang ideal menyebabkan penyakit tidak/lebih sulit menular
- Kondisi dan sanitasi lingkungan yang tidak baik menyebabkan penyakit mudah menular/tersebar.
Sanitasi Rumah Sehat:
- Mempunyai system penyediaan air bersih
- Rasio ruang dengan jumlah penghuni seimbang (± 2 s.d 3 m2 per orang)
- Cukup ventilasi dan udara
- Tersedia fasilitas MCK

JENIS-JENIS PENYAKIT
Berdasarkan jenisnya, penyakit dibagi menjadi dua:
1. Menular, contohnya influenza, AIDS, dll
2. Tidak menular, contohnya asma, kanker, dll

1. Penyakit menular
Penyakit menular terjadi karena beberapa factor, diantaranya:
a. Dua factor, yaitu antara pathogen (penyebab penyakit)  manusia, contohnya influenza.
b. Tiga factor, yaitu antara pathogen  vector ( pembawa/penyebar penyakit)  manusia, contohnya malaria, demam berdarah.
c. Empat factor, yaitu



Reservoir = tempat berkembang biak penyakit

Penyakit berdasarkan penyebabnya:
- Biotis, diantaranya:
1. Virus : flu, DB, polio
2. Bakteri : kolera
3. Jamur : TBC
4. Protozoa : malaria
5. Cacing : ascanriosis
- Abiotis, diantaranya:
1. Pencemaran lingkungan
2. Tekanan keadaan (stress)
3. Keadaan makanan
4. Alergi
5. Teratogenik (keadaan bentuk yang diakibatkan zat atau lingkungan hidup)

Penyebaran penyakit disebabkan tiga factor, diantaranya:
1. Kepadatan populasi
2. Sifat biologis pathogen: virulensi, cara penyebaran, dll
3. Factor yang tergantung pada kepadatan populasi, misalnya cuaca, sanitasi, dan kebiasaan.

Dinamika Epidemi Influenza:
a. Siklus influenza berlangsung selama 40 tahun, epidemic berat padapenyakit influenza biasanya disebabkan oleh jenis virus baru
b. Kekebalan terhadap penyakit influenza tertentu dapat dibawa seumur hidup
c. Ada hubungan antara musim dengan penyebaran influenza.

KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
Ciri-ciri fisik Indonesia:
- Beriklim tropis, hal ini menyebabkan perlunya sarana kesehatan yang lebih banyak.
- Keanekaragaman penduduk tinggi, menyebabkan penyakit cepat menular (wabah penyakit), sarana kesehatan sangat diperlukan
- Penduduk usia muda yang rentan penyakit
- Banyak suku dan budaya menyebabkan pola konsumsi dan makanan yang bervariasi.

Masalah kesehatan Indonesia
- Kurangnya penyediaan dan pemanfaatan air bersih
- Kurangnya penyediaan dan pemanfaatan jamban yang sehat
- Pembuangan sampah yang sembarangan
- Tata rumah yang kurang sesuai (kumuh)

PENCEMARAN

PENCEMARAN

Menurut keputusan Menteri Negara dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998, pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energy, atau komposisi lain dalam air, udara atau tanah oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Pencemaran Udara
a. Definisi
Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
b. Macam-macam polutan
- Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (O3)
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
c. Sumber
Terdapat dua sumber pencemaran udara, yaitu:
1. Antropogenik
Adalah akibat ulah manusia. Dapat berasal dari transportasi, konversi energy, dan sumber industry.
2. Biogenic
Berasal dari alam, timbul dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. Contoh : letusan gunung berapi, kebakaran hutan kotoran, dll.
d. Dampak
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mengakibatkan gejala penyakit:
- Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya: akibat PM atau ozon.
- Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya: PAH(polyaromatic hydrocarbons).
- Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
- Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya: golongan glukan dan endotoksin.
- Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
- Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya: logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
- Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
- Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal. Misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru.
Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
1. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.
2. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.
3. NOx dan Sox
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.
4. Hujan Asam
Berasal dari emisi pencemaran udara, terutama SO2 dan NO2 yang mengakibatkan keasaman air hujan.
Emisi adalah zat, energy, dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk atau dimasukan ke dalam udara yang mempunyai potensi atau tidak sebagai unsure pencemar.
5. SMOG (Smoke Fog)
Kasus pencemaran udara yang berupa asap tebal dengan jumlah yang banyak sehingga menyerupai kabut dan terjadi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.
6. Urban Heat Island
Diakibatkan oleh terjadinya perubahan aliran masa udara dan angin menyebabkan gumpalan panas.
e. Solusi
Secara umum pengendalian kasus pencemaran udara dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya:
1. Pemantauan kualitas udara
2. Pengendalian kasus pencemaran
3. Pengukuran uji emisi gas buang kendaraan bermotor
4. Pembinaan mengenai pencemaran udara

2. Pencemaran Air
a. Definisi
Lingkungan air dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas 1 : yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian
Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan pertanian
Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian
b. Macam-macam pencemar dalam air
- Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati.
Selain itu, akan tercium bau busuk yang berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
- Zat padat terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah jika tingkat D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D dan zat padat terlarutnya rendah.
c. Penyebab dan dampak pencemaran air
- Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri. Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
- Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
- Limbah Industri
Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.
Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.
- Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para penambang ini umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata.
d. Solusi
Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya; setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen secukupnya dan memilah sampah organik dari sampah anorganik. Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang.
Beberapa manfaat pengomposan sampah antara lain :
• Mengurangi sampah di sumbernya
• Mengurangi beban volume di TPA
• Mengurangi biaya pengelolaan
• Menciptakan peluang kerja
• Memperbaiki kondisi lingkungan
• Mengurangi emisi gas rumah kaca
• Penggunaan kompos mendukung; Produk organik > Green Consumerism dan more sustain land use.
Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau memilih pupuk dan pestisida yang mengandung bahan-bahan yang lebih cepat terurai, yang tidak terakumulasi pada rantai makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air;
Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan atau mengubahnya menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan;
Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah pertambangan.
Beberapa usaha pengelolaan pencemaran air;
1. PROKASIH (Program Pengendalian Air Bersih)
2. Pemantauan kualitas air diberbagai DAS (Daerah Aliran Sungai)
3. EPCM (Environment Pollution Control Manager)

3. Pencemaran Tanah
a. Definisi
Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah, oleh kegiatan manusia maupun oleh alam sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
b. Dampak
Timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Limbah cair rumah tangga berupa tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
c. Sumber
Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
1. Limbah domestic
- Limbah padat berupa sampah anorganik, misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dll.
- Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2. Limbah Industri
- Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
- Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
3. Limbah pertanian
- Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea.
- Pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
d. Solusi
- Sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable),
- Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida,
- Mengolah limbah industri dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
- Melakukan remediasi
1. In site (tanah dibersihkan di lokasi asal), dapat berupa injeksi bioremediasi.
2. Off site (tanah yang tercemar dibawa ke tempat remediasi)

4. Pencemaran Suara
a. Definisi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
Empat pembagian kebisingan berdasarkan sifat:
1. Continue, yaitu kebisingan yang terjadi terus-menerus. Contoh: mesin industry, gergaji mesin.
2. Kebisisngan terputus, contoh: arus lalu lintas
3. Impulsive (mendorong-dorong), contoh: ledakan, tembakan
4. Impulsive berulang, misalnya, suara mesin tempa.
b. Dampak
Suara-suara bising ini dapat menyebabkan terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya, pusing, mual, jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah.
c. Solusi
- Penggunaan peredam suara
- Penempatan penghalang
- Penggunaan sumbat telinga